Senin, 23 Februari 2009

Site Tower Telkomsel part 2

Akhirnya pada tanggal 12/02/09 hari kamis, kami bertiga Pak Agus (my bos), Pak Condro (Cs Pak Agus) dan saya pergi ke guyangan nganjuk untuk bertemu Pak Lurah dan Pak Marhein guna mel
anjutkan perbincangan pada tanggal 07 /02 /09. Dan berangkat ke Nganjuk siang hari sekitar pukul 11.30 seperti biasa naik Green Panther wus....wus..wus maka nyampailah kita ke rumah pak Lurah dan "assalamualaikum .........waalaikumsalam ...masuk pak...monggo....monggo.........n perkenalan terjadi lagi soalnya ada new comer yakni Pak Condro....(Pak Condro menurutku orangnya baik dan type pemikir aku suka diskus dengannya........kritis juga n punya banyak literatur)......so kurang satu orang...but nggak berapa lama......trang..tang...tang...tang....suara motor 2 tak n Pak Marhein pun muncul.....anyway berhaha...hihi deal......dan besok kita disuruh bal
ik lagi ke nganjuk bertemu Pak Marhein (wisma Telaga Biru...kik....kik...kik)

Selasa, 17 Februari 2009

SITE TOWER TELKOMSEL GUYANGAN NGANJUK


Akhirnya tanggal 07 / 02 / 09 hari sabtu, saya berdua dengan Bos berangkat ke Guyangan Nganjuk dengan menggunakan mobil Panther guna menyelesaikan surat pernyataan warga yang pada intinya menerima adanya pembangunan Tower. Setelah memasuki pinggiran kota Nganjuk Pak Bos menelepon seseorang.....ups ternyata yang ditelepon Pak Lurah dan Beliau mempersilahkan supaya langsung menuju ke rumah, "pokoknya nanti ada tulisan Bidan Andri nah disitu rumah saya", begitu jawabnya ditelepon. Yup kita langsung meluncur dan "Asalamualaikum", Waalaikumsalam, balas dari dalam rumah dan pria berkaos merah bertulisakan BMW keluar sambil tersenyum...."Pak Agus ya", tanyanya....."betul", jawab bosku....silahkan masuk pak kata pak lurah sambil mempersilahkan kami berdua masuk.
Begitu duduk....pak lurah membuka satu bungkus rokok ternama merk dari kota Kediriambil ssatu batang lalu dinyalakan dan .......wussss asap keluar mengepul dari bibirnya........Seperti biasa pembicaraan berlanjut dan ber ba-bi-bu pak lurah lalu menelepon seseorang .....halo pak jenengan saget mriki saniki? kulo ngentosi kaleh pak Agus dateng Griyo (pak bisa datang kesini sekarang? saya tunggu di rumah sama pak Agus).......lalu hp ditutup dan pembicaraan ringan dilanjut........ta seberapa lama datang seorang laki-laki berkulit hitam berkumis tebal memakai topi perawakannya kayak mantan tentara ........ya namanya pak Marhadi tapi terkenal di panggil Pak Marhein.......dan pada intinya Penduduk disini juga mempertanyakan Jaminan akan keberadaan tower tersebut dan My Bos langsung mengatakan..."jangan kuatir pak semuanya ada jaminan dan sesuai prosedur yang ada......tapi sayangnya masih ketinggalan so......akhirnya kita buat kesepakatan lagi untuk bertemu kembali diminggu-minggu ini.(bersambung) to be continue

Minggu, 15 Februari 2009

Tips Mengendalikan Kolesterol

Kolesterol dalam tubuh dapat menyebabkan berbagai penyakit. Kolesterol yang tinggi tidak hanya dialami oleh orang yang bertubuh gemuk, tapi orang yang kurus tidak berarti kolesterolnya rendah. Ini juga dapat menimpa orang-orang yang masih muda. Berbagai kalangan umur, harus berusaha menjalani pola hidup yang sehat agar dapat menjaga kolesterol dalam darahnya tetap normal.

Dalam tubuh terdapat lemak terdiri dari kolesterol jahat yang biasa disebut LDL (Low Density Lipoprotein) dimana lemak ini dapat menempel pada pembuluh darah. Sedangkan kolesterol baik yang dikenal dengan HDL (High Density Lipoprotein) merupakan lemak yang dapat melarutkan kandungan LDL dalam tubuh. Kolesterol normal dalam tubuh adalah 160-200 mg, maka penumpukan kandungan LDL harus dicegah agar tetap dalam keadaan normal. Berikut beberapa tips agar Anda dapat mengontrol kolesterol dalam darah.

Diet
Konsumsi makanan yang rendah lemak dan kolesterol. Misalnya dengan mengkonsumsi susu tanpa lemak dan mengurangi konsumsi daging. Pilihlah makanan dengan kandungan lemak tak jenuh daripada kandungan lemak jenuh. Minyak yang digunakan untuk menggoreng secara berulang-ulang dapat meningkatkan kadar kolesterol, maka ada baiknya Anda mengurangi konsumsi makanan yang digoreng.

Konsumsi makanan berserat
Lebih banyak mengkonsumsi makanan berserat seperti gandum, kacang-kacangan, sayur-sayuran dan buah-buahan. Jenis makanan ini dapat menyerap kolesterol yang ada dalam darah dan mengeluarkannya dari tubuh.

Konsumsi antioksidan
Antioksidan banyak terdapat dalam buah-buahan seperti jeruk, strawbery, pepaya, wortel, atau labu. Mengkonsumsi bawang putih secara teratur juga dapat menurunkan kadar kolesterol.

Hindari alkohol dan merokok
Dengan merokok atau mengkonsumsi alkohol, kolesterol akan mudah menumpuk dalam aliran darah.

Olahraga
Berolahraga secara teratur sesuai dengan umur dan kemampuan. Jaga agar berat tubuh Anda tetap ideal.

Makanan sehat, hati-hati, berbahaya atau pantang?
Seperti disebutkan diatas, makanan merupakan hal penting yang dapat menyebabkan kolesterol. Tabel berikut dapat Anda jadikan acuan makanan apa saja yang sebaiknya Anda makan atau dapat dikurangi konsumsinya.








 

Jumat, 13 Februari 2009

Mahasiswa Universitas Galuh Desak MUI Keluarkan Fatwa Haram Hari Valetine

TASIKMALAYA - Mahasiswa Universitas Galuh, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat (Jabar), mendesak Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan fatwa haram terhadap hari valentine.
Desakan tersebut mereka ungkapkan melalui aksi demonstrasi yang digelar di depan Universitas Galuh, Jumat (13/2). Dalam aksinya, mahasiswa membakar ban bekas serta menyembelih satu ekor ayam sebagai simbol kekecewaan terhadap adanya hari valentine. Para peserta aksi menilai, bahwa perayaan hari valentine merupakan budaya barat yang tidak mencerminkan budaya Indonesia.
Menurut koordinator aksi, Oji, aksi yang dilakukan para mahasiswa ini sebagai bentuk keprihatinan mereka terhadap remaja yang merayakan hari valentine. “Kaum muda sekarang sudah tidak mencintai lagi budaya timur, terbukti banyak kaum muda yang masih merayakan hari valentine,” katanya.
Karena itu, lanjut Oji, melalui aksi ini mereka menuntut kepada MUI agar secepatnya mengeluarkan fatwa haram terhadap perayaan hari valentine.
Namun, katanya, jika MUI tidak memperhatikan tuntutan para mahasiswa tersebut, mereka mengancam akan melakukan aksi yang lebih besar lagi.
“Kami juga akan mengajak sebanyak-banyaknya warga Ciamis untuk menolak hari valentine, sampai MUI mengeluarkan fatwa yang mengharamkan perayaan hari valentine,” tegas Oji. ant

Cuma Sekali Ngeseks, Cowok 13 Tahun dan Cewek 15 Tahun Punya Anak


EASTBOURN - Alfie Patten tidak pernah mengira hubungan seks yang hanya sekali dengan kekasihnya, Chantelle Steadman, berbuntut panjang. Chantelle yang masih berusia 15 tahun pun hamil, sementara Alfie baru 13 tahun.
Bayi mereka lahir di Eastbourn, Inggris, Senin (9/2/2009) lalu. Saat Chantelle hamil sembilan bulan lalu, mereka menolak aborsi. “Saya pikir asyik juga punya bayi,” kata Alfie yang suaranya belum pecah itu. Saat ditanya bagaimana dia bakal menghidupi anak yang diberinya nama Maisie Roxanne itu, Alfie mengaku tidak tahu. “Saya tidak mendapat uang saku. Kadang-kadang saja Ayah memberi saya 10 poundsterling.”
“Saya juga tidak tahu caranya menjadi ayah. Tapi saya yakin kok, bisa jadi ayah yang baik dan merawat anak itu,” katanya, yakin. Alfie berusaha menunjukkan tanggung jawabnya sebagai ayah dengan menjadi orang pertama yang menggendong bayi berbobot 3,5 kg itu.
“Dia bisa saja tidak peduli dan bermain PlayStation saat Chantelle melahirkan. Tapi Alfie mau menunggui pacarnya di rumah sakit,” ujar Dennis Patten, 45, ayah Alfie. Chantelle tahu dirinya hamil saat memeriksakan diri ke dokter karena sakit perut. “Saya diantar Alfie. Dokternya tanya apakah kami berhubungan seks. Saya lalu dites kehamilan. Saya menangis waktu dokter bilang saya positif hamil,” cerita remaja bongsor itu.
Chantelle mengaku takut memberitahu ibunya. “Saya pikir Mama bakal membunuh saya.” Chantelle kini membawa Maisie ke rumah ibunya di sebuah rumah di Eastbourne. Di rumah itu ia tinggal bersama orangtuanya, Penny dan Steve, serta lima saudara laki-lakinya. Karena Steve menganggur, mereka hidup dari tunjangan pemerintah.
Alfie masih tinggal dengan ayahnya, tapi setiap hari menengok bayinya. Sikapnya masih seperti anak-anak seusianya. Dia suka bermain komputer, bertinju, dan nonton Manchester United bertanding. Dennis, ayah Alfie, sangat terpukul ketika tahu anaknya yang masih bocah itu juga akan menjadi ayah.
“Alfie menangis dan mengaku itu hubungan seks pertamanya dan tidak tahu konsekuensinya. Meski terlambat saya harus bicara lagi dengannya supaya dia paham benar perbuatannya. Dan agar tidak ada bayi lagi,” tandas Dennis yang ayah sembilan anak itu. the sun

Strategi sederhana untuk menambah penghasilan

Dear All,
Dalam pengamatan pribadi, saya menemukan 4 tipe calon investor yang ada disekitar kita :
1. Mereka yang punya uang dan mau bekerja
2. Mereka yang punya uang namun tidak mau bekerja ( mungkin biarkan uang bekerja )
3. Mereka yang tidak punya uang tetapi mau bekerja ( carilah partner yang punya dana )
4. Mereka yang tidak punya uang dan tidak mau bekerja ( kumpullah di warung kopi seharian ).

.
Kalau ada yang tertarik, silahkan e mail japri aja yah. Saya akan beri konsultasi gratis pada teman-teman yang tertarik.

OK rejeki anda menunggu didepan sepatu anda.!!

Minggu, 08 Februari 2009

Dahlan Iskan : Tionghoa Dewasa dalam 10 Tahun

ADA perkembangan yang sangat menarik dari banyaknya rombongan kesenian yang datang ke Indoensia setiap tahun (termasuk di sekitar Hari Raya Imlek sampai Cap Go Meh tahun ini). Ada perubahan pandangan yang sangat besar dari kalangan Tionghoa sendiri atas kedatangan mereka itu.

Pandangan apa yang berubah antara kedatangan mereka 10 tahun yang lalu dan sekarang ini?

Saya mencatat dengan teliti sudah terjadi perubahan persepsi yang luar biasa. Termasuk di kalangan masyarakat Tionghoa sendiri. Juga di mata yin ni pen di ren. Sampai 9-8-7 tahun yang lalu, kedatangan rombongan kesenian dari Tiongkok itu masih selalu dianggap hebat, bahkan setengah ajaib. Tariannya selalu dipuja sebagai liao bu qi. Kostum dan penarinya selalu dinilai hen piao liang! Dan akrobatnya hen lihai! Pujian di tahun-tahun pertama reformasi itu tidak salah, terutama barangkali karena sudah puluhan tahun tidak melihat kesenian yang demikian -lantaran dilarang selama lebih dari 30 tahun.

Begitu seringnya kedatangan rombongan kesenian itu dan begitu dipujanya di sini, sampai-sampai ada sebagian golongan Tionghoa sendiri mengkhawatirkan: apakah ini baik? Terutama untuk pengembangan jati diri Tionghoa Indonesia?Untunglah ada demokrasi. Pertanyaan seperti itu hanya berkembang sebatas sebagai renungan yang ternyata kelak membuahkan hasil yang lebih fundamental. Di zaman demokrasi ini tidak ada lagi orang yang bisa memaksakan kehendak.

Kalau saja kekhawatiran seperti itu muncul di zaman prademokrasi, buntutnya pasti represif: larang! Jangan diberi izin! Kecam! Dampak dari represi itu bisa panjang, terutama secara psikologis. Termasuk dalam upaya membangun rasa kebangsaan Indonesia.Ternyata tanpa dilarang, tanpa dihambat, tanpa dikecam, terjadi proses pendewasaan yang luar biasa cepatnya di kalangan masyarakat Tionghoa sendiri. Kini, sepuluh tahun kemudian, setiap ada rombongan kesenian dari Tiongkok, masyarakat Tionghoa sendiri sudah amat kritis: penampilan mereka bukan lagi dipandang dari segi emosional, tapi sudah dinilai dengan penilaian sangat rasional.
Bahkan, kian lama kian banyak yang menilai ''grup tari kita sendiri sebenarnya lebih baik dari yang datang itu".

Komentar kritis seperti ini tidak pernah saya dengar 10 tahun yang lalu, atau bahkan lima tahun yang lalu. Semuanya, ketika itu, serba memuji: jelek dipuji, baik dikagumi. Memang di kalangan masyarakat Tionghoa Indonesia juga banyak muncul grup tari yang hebat-hebat. Kursus-kursus tari, mulai balet sampai tradisional, mulai Barat sampai tari Timur, bermunculan.

Memang motifnya banyak yang komersial, tapi pengaruh kebudayaannya tetap besar. Lama-lama kelompok tari dari Indonesia itu (dari Jakarta, Surabaya, Bandung, dan seterusnya) juga mengalami kemajuan yang sangat pesat. Dorongan orang tua di keluarga Tionghoa, agar anak-anaknya les tari, sama besarnya dengan dorongan orang tua agar anak mereka les piano atau matematika.

Grup tari seperti Marlupi Dance Group, Senapati, Wijayakusuma, yang semuanya dimiliki tokoh Tionghoa, benar-benar liao bu qi. Bahkan, prestasinya sampai ke tingkat internasional. Demikian juga kelompok tari di Jakarta, seperti Marlupi Dance Academy, Na Marina, Pelangi, Luzy, semua hebat-hebat. Marlupi yang di Surabaya memiliki 14 cabang, lima tahun lalu ekspansi ke Jakarta dan selama lima tahun ini saja sudah membuka 15 cabang di Jakarta. Wanita yang kini berumur 70 tahun dan selalu mengajak saya bicara dalam bahasa Mandarin ini, melahirkan anak-anak yang juga sangat hebat di bidang tari sehingga regenerasi di kelompok Marlupi kelihatannya tidak akan ada masalah -bahkan lebih seru lagi.

Kini persaingan mutu tari antara delegasi dari Tiongkok yang sering datang ke Indonesia dengan mutu tari yang dari Indonesia sendiri sudah tidak bisa dibedakan. Penari Indonesia bisa tampil sebaik atau lebih baik daripada penari Tiongkok -termasuk dalam tari tradisional Tiongkok sekalipun. Dulu, ada kesan bahwa kostum penari dari Tiongkok masih lebih wah: lebih gemerlap, lebih mahal, lebih bervariasi, dan lebih jreng.

Tapi, kini grup-grup tari dari Indoensia juga sudah berani ''belanja" kostum. Benar-benar tidak ada bedanya lagi.Dari kenyataan itu saya menyimpulkan telah terjadi pendewasaan yang luar biasa dalam dua hal: rasionalitas dan kualitas. Kini yang rasional sudah mulai mengalahkan yang emosional. Belum sepenuhnya tapi sudah besar perubahannya itu.

Kini kualitas mulai mengalahkan rasa rendah diri. Perkembangan ini mungkin jarang yang mencatatnya, tapi saya memperhatikannya sungguh-sungguh, bahkan dari amat dekat.Kalau saja, 10 tahun lalu yang dilakukan adalah main larang, main kecam, dan main represif, barangkali sampai sekarang pun tingkat kedewasaan setinggi itu belum akan tumbuh. Bahkan, mungkin, malah jadi api di dalam sekam.

Kini setiap ada rombongan kesenian yang datang dari Tiongkok, kita menyambutnya dengan lebih wajar sebagai kunjungan persahabatan dan pertukaran kebudayaan dari dua bangsa yang punya hubungan kebudayaan dan hubungan emosional yang sangat erat. Tidak ada lagi kesan yang tidak sejajar.Saya pribadi punya pengalaman traumatis. Ketika secara resmi pertunjukan kesenian yang berbau Tiongkok masih dilarang pada 1980-an, saya sudah berani menyelenggarakan pertunjukan akrobat dari Wuhan. Lengkap dengan grup musik tradisionalnya yang amat besar.

Banyak yang meragukan apakah pentas itu bisa terlaksana. Nyatanya bisa, meski harus dengan urusan amat panjang.Yang juga belum banyak diketahui adalah di bidang pertunjukan barongsai. Kini Indonesia sudah memiliki 18 juri tingkat internasional. Ketika saya menjadi ketua umum barongsai Indonesia pertama kalinya 8 tahun lalu, tidak satu pun kita memiliki juri. Akibatnya, setiap pertandingan selalu ricuh. Hubungan antarklub tegang. Akhirnya kita harus selalu mendatangkan juri dari luar negeri. Kini, kita sudah bisa ''ekspor" juri barongsai.

Setiap pertandingan besar di luar negeri, juri kita diminta ke sana.Demikian juga kini kita sudah bisa membuat barongsasi sendiri. Padahal, dulu kita selalu impor. Kalau tidak dari Tiongkok, juga dari Malaysia. Kini, di Jawa Tengah sudah ada dua orang yang mengkhususkan diri membuat barongsasi. Sebulan rata-rata bisa membuat 25 set: mulai kepala sampai sepatunya. Bahkan, perajin barongsai kita, sudah mampu membuat kepala barongsasi yang beratnya hanya 1,2 kg!Saya masih ingat, delapan tahun lalu, kepala barongsai di Pontianak masih sangat berat: 6 kg. Lama-lama beratnya turun menjadi 5 kg, lalu 4 kg, dan kini sudah seringan 1,2 kg. Perajin sudah bisa menggunakan kulit bambu khusus yang ada di Jawa yang meski disayat amat tipis tetap amat kuat.

Tidak lama lagi, pastilah kita bisa mengekspor barongsai.Dalam jangka panjang sebaiknya Indonesia juga menciptakan sistem pertandingan internasional yang lebih menarik. Saya sudah melontarkan ini di kalangan intern masyarakat barongsai Indonesia. Terutama setelah saya tahu bahwa sistem pertandingan yang sekarang ini ternyata ciptaan Malaysia, salah satu guru barongsai kita.

Menurut penilaian kita, sistem yang sekarang sudah sangat atraktif, tapi jalannya pertandingan sangat lambat. Penggunaan tonggak yang tinggi-tinggi dan berat itu (berat tonggak tersebut sampai 2 ton), menyulitkan praktik pengaturannya. Memang menegangkan, tapi setiap peserta memerlukan waktu persiapan yang lama. Setiap grup harus membawa sendiri tonggak mereka. Juga harus menggunakan tonggak sendiri (karena tonggak itulah yang biasa digunakan saat berlatih sehingga bisa mengurangi tingkat bahayanya). Akibatnya, jarak penampilan satu peserta dengan peserta pertandingan berikutnya perlu waktu sampai hampir 20 menit. Penonton pun bosan menunggu persiapan yang begitu lama.

Saya sendiri belum punya ide seharusnya yang bagaimana. Tapi, saya sudah bisa menyimpulkan bahwa sistem ini tidak bisa membuat pertandingan barongsai banyak ditonton orang. Namun, dengan semua dinamika itu, sungguh tidak terkirakan bahwa masyarakat Tionghoa Indonesia bisa mencapai tahap kedewasaan sehebat ini hanya dalam waktu 10 tahun! (*)

Mengapa Banyak Koran Baru

Di zaman bikin surat kabar atau majalah tidak perlu izin apa pun seperti sekarang ini, apa sajakah motif seseorang menerbitkan surat kabar atau majalah? Coba kita inventarisasi kemungkinan-kemungkinan motif di baliknya:1. Idealisme (menegakkan keadilan, kebenaran, membela si lemah, menyuarakan kepentingan umum, menegakkan demokrasi, dan sebagainya).2. Bisnis (mengharapkan bisa menjadi lembaga bisnis, kecil maupun besar).3. Politik (sebagai alat membela dan memperjuangkan aliran politik).4. Agama (untuk menyiarkan ajaran agama).5. Kepentingan sesaat (ingin dekat penguasa atau ingin jadi penguasa, mulai bupati/wali kota, gubernur, dan seterusnya).6. Coba-coba.7. Digoda/''dihasut'' orang lain (terutama oleh para mantan wartawan).8. Menyalurkan hobi.9. Belum ada pekerjaan lain (umumnya dilakukan oleh anak orang kaya yang baru pulang sekolah dari luar negeri).10. Ngobyek (untuk mencari penghidupan kecil-kecilan dengan asumsi akan ada saja orang yang takut kepada pers dan karena itu bisa diminta/diperas uangnya. Termasuk di kelompok ini adalah pers sebagai alat untuk mencari proyek).

Mungkin masih ada motif yang lain, namun mungkin hanya gabungan di antara yang 10 itu. Misalnya, gabungan antara idealisme dengan bisnis. Secara idealisme tercapai, secara bisnis juga amat menguntungkan. Atau idealisme dengan pemerasan. Idealisme penerbitnya adalah memberantas korupsi di muka bumi Indonesia, jalan yang ditempuh adalah memeras para koruptor.Tapi kalau saya amati, sumber terbesar yang menyebabkan munculnya banyak sekali surat kabar atau majalah baru adalah kalangan wartawan. Kira-kira bisa kita kelompokkan seperti ini:

1. Wartawan idealis. Yakni wartawan yang merasa idealismenya tidak tersalurkan di surat kabar tempatnya bekerja. Dia atau mereka merasa policy surat kabar/majalah tempatnya bekerja terlalu komersial yang lebih mementingkan aspek bisnis. Atau pemilik surat kabar/majalah sering memanfaatkan korannya untuk mencari obyekan bisnis atau jabatan politik untuk keuntungan pribadi sang pemilik. Wartawan jenis ini, setelah merasa mendapat nama kemudian memilih keluar, menjadi investor atau mencari investor untuk mendirikan media baru.

2. Wartawan yang merasa sudah pintar. Wartawan jenis ini merasa dirinya sudah sangat pintar melebihi si pemilik media tempatnya bekerja, atau melebihi pemimpin redaksinya. Dia merasa dirinya hebat sekali. Lalu merasa sudah semestinya menjadi pemimpin. Mereka lalu mencari-cari investor.

3. Wartawan yang tidak puas karena sistem kerja dan sistem penggajian di tempat asalnya. Di antara mereka ada yang memang benar-benar diperlakukan tidak adil oleh perusahaannya. Tapi, ada juga yang sebenarnya dia sendiri saja yang merasa diperlakukan tidak adil. Tipe wartawan seperti ini umumnya berusaha pindah dulu ke media lain, tapi tidak jarang juga (karena media lain sudah penuh), langsung mencari investor untuk membuat media baru.

4. Wartawan ingin maju. Yakni wartawan yang benar-benar memang ingin maju, dan merasa dirinya mampu. Lalu, setelah mendapat pengalaman cukup di tempatnya bekerja, dia mencoba membuat media sendiri.

5. Wartawan yang pensiun. Setelah lama jadi wartawan, lalu pensiun, maka rasa rindunya akan dunia pers tidak akan tertanggungkan. Mereka ini juga merasa sangat mampu dan terutama merasa sangat berpengalaman. Mereka ini umumnya juga lantas mencari investor dengan mengandalkan pengalamannya itu.

6. Wartawan yang di-PHK. Mereka ini jumlahnya tidak sedikit dan keinginannya untuk tetap bekerja di pers sangat besar. Maka mereka pun akan cari investor untuk membuat media sendiri.

7. Calon wartawan yang sudah magang di media dan kemudian tidak bisa bekerja di media itu. Lalu mencari investor juga.

8. Wartawan percobaan, yakni mereka yang mula-mula direkrut oleh sebuah media, tapi kemudian tidak lulus masa percobaan terakhir. Mereka ini telanjur merasa jadi wartawan dan merasa menjadi orang pers. Maka mereka ini juga bisa cari investor.

Jadi, kalau selama ini banyak orang pers yang ngedumel mengapa begitu banyak orang yang tidak tahu pers tiba-tiba masuk ke bisnis pers, sebenarnya banyak di antara mereka sendiri mulanya tidak ada minat masuk ke pers sama sekali. Mereka umumnya ''hanya'' sumber berita yang pernah dikenal si wartawan, kemudian diincar untuk jadi investor.

Tentu si investor sendiri sebenarnya lebih banyak menjadi ''korban'' rayuan atau ''hasutan'' para wartawan di atas. Tentu ada juga beberapa di antaranya yang akhirnya menikmati sebutan sebagai orang pers atau raja pers. Bahkan, anak istri mereka yang semula tidak ada yang tahu apa itu pers, tiba-tiba menjadi pemimpin umum atau pemimpin redaksi.

Mengapa banyak investor yang berhasil dirayu atau ''dihasut'' oleh para wartawan atau mantan wartawan?

1. Umumnya mereka tidak tahu sama sekali realitas dunia pers. Mereka umumnya hanya pembaca koran yang di dalam benaknya sering mengagumi orang koran.

2. Mereka punya uang atau punya aset (kantor/gedung/mesin/komputer) yang bisa dimanfaatkan sehingga kelihatannya hanya memanfaatkan aset yang sudah ada.

3. Mereka umumnya merasa punya network yang akan bisa dimanfaatkan untuk mengembangkan koran/majalahnya.

4. Mereka umumnya mengerti manajemen sehingga merasa kemampuan manajemennya akan cukup untuk mengatasi manajemen koran/majalah.

5. Mereka umumnya hanya merasa lemah di redaksional dan kini bagian yang lemah itu sudah diisi oleh orang yang merayunya.

6. Mereka tergiur oleh rayuan/"hasutan" dari para wartawan itu karena biasanya si wartawan membawa alasan yang sangat menarik.

Alasan apa saja yang dipakai wartawan untuk merayu investor?

1. Koran/majalah adalah bisnis yang menarik, bisa untung secara cepat, bisa membuat investor terkenal, gengsi investor naik dan akan bisa dekat dengan orang-orang penting (tidak jarang si investor kemudian memang minta tolong si wartawan untuk mendekati pihak-pihak yang diincar).

2. Akan mudah mencari pelanggan karena isinya akan dibuat sedemikian rupa menariknya (umumnya disertai dengan penilaian si wartawan akan jeleknya mutu jurnalistik koran-koran yang ada, terutama di tempatnya bekerja dulu).

3. Akan mudah mencari iklan, karena iklan ini sangat menggiurkan. Lalu menyebut berapa penghasilan iklan koran seperti Kompas atau Jawa Pos. Si investor pun mulai mabuk dan membayangkan akan bisa mendapatkan sebagian dari kue besar itu.

4. Perayu berjanji kerja sekeras-kerasnya. Mereka ini ada yang dulu memang pekerja keras, tapi ada juga yang dulu pun tidak pernah mau bekerja keras.

5. Kalau si wartawan dulu bekerja di koran yang maju, dia akan mengatakan kepada investor bahwa dialah yang membuat koran itu dulu maju.

6. Kalau si wartawan dari koran yang tidak maju, dia akan mengatakan kepada investor bahwa manajemennya tidak bagus dan selalu menolak ide-ide yang diperjuangkannya.

7. Biasanya juga menawarkan tim yang sudah jadi dan dipromosikan sebagai tim yang kuat dan andal. Kalau tim itu dibentuk dari koran yang akan disaingi, akan disebutkanlah bahwa ''kita'' akan gampang merebut pasarnya karena tim andalannya sudah hilang.


Banyaknya koran/majalah baru dalam kurun sembilan tahun terakhir ini adalah satu kenyataan yang sah. Namun, banyaknya koran/majalah baru tersebut juga akan membuat semakin banyak eks-wartawan. Artinya, juga akan semakin banyak memproduksi para perayu ulung. Dan akhirnya masih akan banyak sekali investor yang diincar. Memang banyak sekali investor yang sudah mulai ''insaf'', tapi masih akan lebih banyak lagi investor yang menyediakan diri untuk ''tergoda''.

Sebagai ketua umum SPS atau Serikat Penerbit Surat Kabar (Majalah) yang baru saja terpilih, saya lagi mikir-mikir: apakah apa pun motif surat kabar/majalah itu didirikan semua harus dibina? Mulai kongres yang akan datang, pemilik suara di kongres tidak lagi hanya pengurus cabang-cabang SPS. Pemilik suara di kongres adalah para penerbit itu semua! Dengan demikian, kongres SPS yang akan datang akan sangat seru! Pertengahan tahun ini SPS mengadakan jambore atau konvensi penerbit. Kalau seluruh penerbit, apa pun motifnya, hadir di jambore itu, begitu pulalah gambarannya Kongres SPS yang akan datang! (Dahlan Iskan)

Catatan Hari Pers Nasional

Wartawan Perjuangan yang Murni dalam Lima Tahun Oleh : Dahlan IskanPEMBACA koran naik drastis di Amerika Serikat, tapi pembeli koran turun drastis. Demikian juga ''pemirsa laptop'' naik drastis dan pemirsa tv turun drastis. Untuk kali pertama dalam sejarah media, pelantikan Barack Obama sebagai presiden ke-44 AS pada 21 Januari lalu lebih banyak ditonton lewat laptop daripada lewat pesawat televisi.Naiknya pembaca koran lewat internet dan meningkatnya pemirsa laptop untuk peristiwa besar telah menyusutkan pendapatan iklan kedua jenis media itu. Belum ada usul bagaimana mengatasi ancaman terhadap televisi itu, tapi mulai ada wacana agar perusahaan koran yang mengalami kesulitan keuangan akibat krisis global ini juga di-bailout oleh pemerintah AS. Apalagi, di AS amat terkenal kredo ''lebih baik tidak ada pemerintah daripada tidak ada koran". Kalau perusahaan mobil saja di-bailout, mengapa pilar demokrasi ini tidak.Perkembangan lain, TV lokal di AS kini mulai bisa mengalahkan jaringan nasional -khususnya untuk tv berita. Ini karena berita yang nasional-nasional akan menjadi garapan empuk jaringan internet yang dengan lebih mudah ditonton di laptop. Sedangkan naiknya pembaca koran secara elektronik menimbulkan kesulitan besar: pembaca membayar bukan kepada perusahaan koran, melainkan ke provider internet.Perusahaan koran belum menemukan cara yang memadai untuk mendapatkan penghasilan dari hasil perubahan cara baca itu. Memang berita koran -terutama dari koran yang reputasinya baik- lebih dipercaya daripada sumber yang bukan dari koran, tapi tetap saja pengguna internet telanjur terbiasa sejak awal dulu bahwa sesuatu yang di internet itu gratis. Padahal, untuk mendapatkan kepercayaan bahwa ''berita koran itu lebih bisa dipercaya" memerlukan biaya. Kelak, kalau semua pembaca koran tidak mau membayar ongkos untuk melahirkan ''berita koran lebih dipercaya" itu? Dari sinilah awalnya mengapa ada wacana bailout untuk surat kabar. Bahkan, sudah ada yang mewacanakan bahwa surat kabar itu kelak dianggap saja sama dengan rumah sakit atau universitas: universitasnya demokrasi dan rumah sakitnya demokrasi. Atau, mungkin mirip rumah sakit yang sekaligus teaching university. Koran bisa seperti RS Tjiptomangunkusumo atau RS dr Sutomo. Belum ditemukannya bagaimana cara ''membayar" itu antara lain karena selama ini memang tidak pernah dipikirkan. Kalau toh terpikirkan, barulah yang caranya juga tradisional: siapa yang mengakses koran harus berlangganan. Ini tidak efektif karena psikologi isi internet itu gratis. Baru sekarang ini, sekarang ini, bingung. Yakni, setelah terjadi krisis finansial global yang ternyata juga melanda perusahaan surat kabar AS.Grup surat kabar terkemuka di dunia Chicago Tribune sudah menyatakan bangkrut. Bisa dibayangkan nasib koran yang lebih lemah. The New York Times yang begitu hebat, sedang di ambang jurang yang sama. Utangnya yang hampir jatuh tempo mendekati Rp 40 triliun, sedangkan dana yang siap baru Rp 4 triliun. The New York Times mengalami krisis dana cash yang luar biasa besar.Mengapa selama ini tidak dipikirkan cara yang ampuh untuk menghubungkan agar pemanfaatan isi koran lewat internet itu bisa menghasilkan pendapatan bagi perusahaan koran? Jawabnya jelas: perusahaan koran sudah seperti perusahaan pada umumnya: "mabuk" pasar modal.Perusahaan koran berlomba mengumumkan semakin tingginya angka hit terhadap koran mereka. Kian banyak orang mengklik kian bangga -meski itu mencerminkan semakin dijauhinya koran edisi cetak mereka. Dengan menggalakkan edisi on line, perusahaan koran itu sebenarnya sudah mendorong agar pembaca meninggalkan edisi cetak. Bertahun-tahun dorongan itu dilakukan dan hasilnya sangat ''baik": kian banyak orang yang pindah ke on line. Baik menurut ukuran ekonomi saat itu.Dengan tingginya angka hit sebuah koran, performance mereka di pasar modal semakin baik. Harga sahamnya pun naik drastis. Kenaikan harga saham setiap tahun inilah yang dikejar. Mengejar kenaikan harga saham melalui peningkatan hit di on line lebih mudah daripada memperbesar sirkulasi surat kabar. Usaha memperbesar sirkulasi koran secara tradisional sangatlah sulit: pelaksananya bukan hanya harus pintar, tapi juga harus bekerja keras. Termasuk bekerja keras mengeluarkan keringat di pasar sejak pukul 03.00. Dari segi pemasaran, perusahaan koran tidak ada bedanya dengan tukang sayur: sudah harus ada di pasar sejak sebelum subuh. Sedangkan meningkatkan ''sirkulasi" koran lewat on line meski juga harus pintar, tapi lebih mudah: bisa dikerjakan di ruang AC dengan tidak harus bercucuran keringat. Kalau bisa meningkatkan harga saham dengan cara mudah, mengapa harus melakukannya dengan cara susah payah? Toh, sistem ekonomi pasar di AS saat itu memungkinkan berkembangnya ekonomi yang tidak perlu riil seperti itu dengan penuh gairah.Itulah gairah yang ''memabukkan". Maka, ketika tiba-tiba terjadi krisis keuangan dan hal-hal yang tidak riil tidak bisa lagi dijual, bangunan megah itu ternyata seperti rumah-rumahan dari styrofoam: terbang terbawa angin ribut. Ketahuanlah bahwa jumlah pembaca koran yang naik terus itu sebenarnya diikuti dengan turunnya oplah. Iklan pun merosot drastis. Pengguna on line sudah telanjur dibiasakan tidak membayar. Harga saham koran seperti New York Time terjun bebas: kini sudah mendekati kategori junk bond. Di Indonesia belum ada koran raksasa yang mengalami kesulitan -karena selama ini mereka itu sebenarnya memang belum pernah benar-benar jadi raksasa. Belum ada koran raksasa yang terjun ke pasar modal. Baru ada tiga koran yang masuk bursa: TEMPO, Republika dan -melalui induk perusahaannya- Seputar Indonesia. Performa harga saham dua koran pertama tidak pernah tinggi -dan karena itu tidak bisa anjlok.Sedangkan performa koran ketiga sulit dinilai karena yang masuk bursa bukan koran itu sendiri, melainkan induknya.Boleh dikata, belum ada perusahaan koran di Indonesia yang "mabuk" pasar modal. Sudah ada memang yang baru ingin mau ''mabuk", tapi sudah keburu ada krisis: Jawa Pos. Jawa Pos sudah lama mempersiapkan diri masuk pasar modal, tapi selalu ditunda karena ragu-ragu akibat baik-buruknya.Koran di Indonesia juga masih punya waktu kira-kira lima tahun untuk menghadapi ancaman on line itu. Mengapa lima tahun? Jawabnya ini: akhir tahun depan pembangunan Palapa Ring tahap pertama selesai. Yakni, penanaman jaringan fiber optic sejauh 3.000 km di banyak kota di Indonesia. Dengan jaringan fiber optic yang demikian luas, koridor untuk on line sangat leluasa. Akses internet akan mengalami percepatan yang menggila. Apalagi, kalau Palapa Ring sudah terbangun sempurna lima tahun lagi. "Jalan tol" di bawah tanah itu akan jauh meninggalkan kelancaran jalan tol yang di atas tanah.Lima tahun ke depan ini adalah tahap yang amat menentukan bagi koran di Indonesia. Maju atau mati. Karena itu, Hari Pers Nasional yang diperingati hari ini menyisakan pertanyaan besar: bagaimana wartawan bisa tetap hidup bersama korannya. Wartawan akan terus hidup, tapi akankah dia kerja gratisan untuk pembacanya di on line? Jangan-jangan itulah saatnya yang disebut era wartawan perjuangan, yakni wartawan yang berjuang menegakkan keadilan, kebenaran dan demokrasi, membela yang tertindas, membongkar kejahatan termasuk korupsi, dan melakukan kontrol sosial yang kuat -tanpa jelas siapa yang harus memberi gaji setiap bulan. Kalau itu terjadi, itulah baru yang disebut "wartawan perjuangan" yang murni.*) Selain sebagai Chairman Jawa Pos Group, Dahlan Iskan adalah ketua umum SPS Pusat (Serikat Penerbit Surat Kabar). Catatan ini menyambut Hari Pers Nasional 2009 yang diperingati hari ini.

Rabu, 04 Februari 2009

Golput : Fatwa Haram Vs Hak Konstitusional

Jangan sampai nanti ada pernyataan lanjutan bahwa karena golput adalah haram, maka orang yang golput adalah dosa dan karenanya akan masuk Neraka. Ini berbahaya untuk kehidupan demokrasi dan kebangsaan.
Ini akan menjadi catatan buat pemimpin bahwa sampai kapanpun kalau janji-janji serta tokoh yang ditawarkan partai tidak dianggap kredibel oleh masyarakat, maka masyarakat akan menghukum dan kita tidak bisa memaksa mereka untuk menggunakan hak politiknya.
PESTA demokrasi yang direncanakan berlangsung pada April 2009, sampai sekarang masih menyisahkan sejumlah problematika dialektika tentang golput. Hal ini dilatarbelakangi oleh sikap Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang menyerukan kepada pendukungnya untuk memboikot Pemilu 2009, dengan kata lain mengajak golput.
Gerakan ini kemudian direspons oleh Hidayat Nur Wahid yang membuat pernyataan bahwa golput adalah haram. Sikap Hidayat Nur Wahid didukung oleh sejumlah kiai yang mengadakan halaqah atau bahsul masaail di Jawa Timur.
Dalam salah satu fatwanya menyatakan bahwa golput adalah haram. Hal ini didasarkan pada pemilu adalah sarana mewujudkan keadilan dan kesejahteraan rakyat, tanpa pemilu hal tersebut tidak akan terlaksana.
Salah satu syarat pemilu adalah adanya suara rakyat, maka dengan demikian memberikan suara pada pemilu adalah hukumnya wajib dalam kaidah fiqihnya maa laa yatimmul wajib illa bihi fahuwa wajib. Partisipasi politik masyarakat merupakan salah satu varian penting dalam sistem demokrasi, karena menyangkut legitimasi rakyat sebagai sumber kedaulatan juga representasi.
Masyarakat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi dalam sebuah Negara meniscayakan adanya partisipasi politik dalam setiap momentum demokrasi. Oleh sebab itu, pada Pemilu 2009 nanti tingkat partisipasi masyarakat dalam memberikan suaranya juga akan berpengaruh positif terhadap kepercayaan publik pada figur-figur pemimpin bangsa.
Tanggung Jawab PilihanNamun demikian, berbicara partisipasi politik terutama dalam momentum pemilihan umum, perlu disadari bahwa masyarakat berhak menentukan pilihan politiknya secara bertanggungjawab artinya kemudian masyarakat pemilih berhak menilai siapa yang akan dipilihnya berdasarkan kriteria-kriteria seperti tawaran program dalam visi dan misi yang di sodorkan oleh para calon.
Pilihan-pilihan politik individu masyarakat tersebut tidak dapat di ganggu gugat oleh siapapun, sebab itu merupakan hak politik (political right) yang di jamin oleh konstitusi termasuk didalamnya adalah pilihan politik untuk tidak memilih alias golput.
Boleh atau tidaknya masyarakat untuk golput, tidak perlu diperdebatkan atau dikhawatirkan merusak kualitas pemilu. Landasan berpikirnya mengenai sikap golput pada pemilu yaitu konstitusi Negara kita yang menjamin hak sipil dan politik semua warga Negara termasuk diberikannya kebebasan untuk memilih dan di pilih dalam pemilihan umum, dalam artian bahwa golput juga merupakan pilihan politik.
Seperti umumnya kita ketahui jika masyarakat dalam menentukan pilihannya termasuk golput bukan tanpa dasar akan tetapi pilihan tersebut merupakan sikap utuh dari individu masyarakat yang memiliki beranggapan bahwa pemerintahan dinilai gagal mewujudkan kesejahteraan bagi masyarakat. Jadi, golput juga bisa dipahami sebagai akumulusi kekecewaan masyarakat yang disebabkan oleh tidak terakomodasinya aspirasi dan kepentingan publik.
Filosof Plato dan Aristoteles sepakat bahwa Negara ada dan terbentuk bukan ditujukan pada untuk Negara itu sendiri. Negara ada untuk manusia yang menjadi warganya. Warga negara dalam konteks ini adalah warga Negara secara keseluruhan tanpa kecuali.
Teori ini akan terlihat kontradiktif jika kita melihat pandangan masyarakat yang memilih untuk golput, di mana kelompok golput menganggap Negara dengan seluruh aparatur kekuasaannya hanya dikendalikan oleh “gerombolan” orang atau kelompok yang tergabung dalam partai politik dengan target-target politik tertentu atau untuk tujuan mengeruk keuntungan pribadi dan kelompoknya.
Pada saat yang sama mengabaikan kepentingan masyarakat luas. Inilah salah satu hal yang mengilhami pandangan masyarakat yang memilih golput sebagai sikap politik. Fenomena golput tidak saja terjadi pada suksesi kepemimpinan nasional, juga pada suksesi kepemimpinan di daerah seperti yang kerap terjadi pada pemilihan kepala daerah (pilkada) gubernur, bupati dan wali kota termasuk Pilgub Jatim putaran I dan II.
Penyebabnya adalah sama yaitu ketidakpuasan publik terhadap peranan para pemimpin itu dalam menyelesaikan agenda kerakyatan. Selain itu, tidak adanya figur alternatif yang dinggap mampu mengemban amanat dan aspirasi rakyat. Sebagian masyarakat kita jenuh dengan fenomena kepemimpinan yang sering disebut L4 (lo lagi, lo lagi).
Janji-janjiYang perlu menjadi catatan adalah bahwa, fatwa haram untuk golput adalah tidak selayaknya dan seharusnya dikeluarkan, hal ini mendasarkan bahwasannya fatwa adalah suatu “keputusan” hukum yang didasarkan pada aspek fikih yang menyangkut keagamaan.
Jangan sampai nanti ada pernyataan lanjutan bahwa karena golput adalah haram, maka orang yang golput adalah dosa dan karenanya akan masuk Neraka. Ini berbahaya untuk kehidupan demokrasi dan kebangsaan.
Ini akan menjadi catatan buat pemimpin bahwa sampai kapanpun kalau janji-janji serta tokoh yang ditawarkan partai tidak dianggap kredibel oleh masyarakat, maka masyarakat akan menghukum dan kita tidak bisa memaksa mereka untuk menggunakan hak politiknya.
Adalah tugas berat semua elemen bangsa kedepan terutama para penyelenggara pemilu terutama KPU, adalah bagaimana memberikan keyakinan dan kesadaran pada masyarakat bahwa membangun bangsa Indonesia adalah tugas bersama termasuk tanggunggjawab mereka yang memilih untuk golput.

Rokok Haram, Penerimaan Cukai Rokok Bakal Menyusut 10 Persen

Fatwa haram merokok oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) ternyata berdampak pada penerimaan cukai tahun 2009. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai mencatat potensi melorotnya penerimaan cukai sekitar 10 persen akibat fatwa haram MUI.
Tapi, menurut Direktur Jenderal Bea dan Cukai Anwar Suprijadi, penurunan itu bisa ditangkal dengan keputusan pemerintah menaikkan cukai spesifik rokok sebesar 7 persen yang mulai berlaku 1 Februari nanti.
Dengan demikian, lanjut Anwar, penurunan riil penerimaan cukai sekitar 3 persen dari target penerimaan sebesar Rp 49,6 triliun, atau menjadi Rp 48,27 triliun. “Penurunannya cukup signifikan, doakan saja supaya langkah menggenjot penerimaan dengan penegakan hukum juga berhasil,” ujar Anwar di DPR, Selasa (27/1).
Ketua umum Gabungan Perserikatan Pabrik Rokok Indonesia (Gappri) Ismanu Soemiran mengatakan, fatwa haram MUI itu justru tidak berpengaruh signifikan terhadap penjualan rokok. Sebab, larangan haram itu untuk ibu hamil, anak-anak, dan larangan merokok di tempat umum yang memang sudah tertera pada label bungkus rokok. “Produsen rokok sebenarnya sudah menyosialisasikan larangan itu kepada konsumen,” jelas Ismanu di Jakarta, Selasa (27/1).
Justru, lanjut Ismanu, produsen rokok khawatir kebijakan kenaikan tarif cukai rokok spesifik yang bakal memengaruhi penjualan selama tahun 2009. “Fatwa MUI tidak membuat produsen memperkirakan ada penurunan penjualan, yang berdampak pada penjualan justru kenaikan tarif cukai spesifik,” kata Ismanu.
Ismanu memperkirakan, dampak kenaikan tarif cukai rokok spesifik itu baru terasa pada tiga bulan setelah kebijakan itu berlaku.

Rahasia Lalapan Tempe

TAHUKAH Anda, lalapan tempe mengandung nilai gizi tinggi bagi tubuh kita? Kebanyakan orang mengetahui khususnya mahasiswa apa itu lalapan tempe. Lalapantempe merupakan makanan yang terdiri dari nasi, sayur-sayuran, dan tempe. Komponen-komponen ini punya kandungan gizi berbeda-beda.
Nasi mengandung karbohidrat tinggi. Di lalapan tempe juga ada sayur-sayuran. Sayuran ini biasanya terdiri dari kacang panjang, kubis, kemangi, dan ketimun. Tiap-tiap sayuran ini punyainilai gizi berbeda dan dapat dimanfaatkan untuk pengobatan berbagai penyakit maupun kecantikan.Kacang panjang dapat digunakan untuk pengobatan antikanker, kanker payudara, leukimia, antibakteri, anti virus, batu ginjal, rematik, kurang darah, sakit pinggang, meningkatkan nafsu makan, dan lain sebagainya.
Sayuran kubis yang segar mengandung banyak vitamin (A, beberapa B, C, dan E). Kandungan vitamin C yang ada di sayuran kubis cukup tinggi untuk mencegahskorbut (sariawan akut). Mineral yang ada di sayuran kubis mengandung sejumlah senyawa yang membantu merangsang pembentukan glutation (zat yang diperlukan untuk menonaktifkan zat-zat beracun dalam tubuh manusia).
Ada juga ketimun yang mengandung protein, lemak, kalsium, fosfor, besi, belerang, vitamin (A, B1, C, dan E). ketimun juga sanggup menyelesaikan banyak masalah kesehatan (buang air besar, menetralkan racun, menurunkan kolesterol, dan lain sebagainya) dan kecantikan (membuat mata terlihat cerah dan berbinar, kulit makin lembut, dan lain sebagainya).
Daun kemangi juga mempunyai kandungan yang tinggi. Menurut daftar komposisi bahan makanan Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI bahwa kemangi termasuk sayuran kaya vitamin A.Bagi pria, senyawa 1-8 sineol dalam kemangi dapat mengatasi ejakulasi dini, apigenin fenkhona dan eugenolnya dapat memudahkan terjadinya ereksi sementara zat arginin bisa memperkuat daya hidup sperma dan mencegah kemandulan.
Sedangkan bagi wanita, kemangi kaya senyawa anetol dan boron yang merangsang hormon estrogen sedangkan senyawa eufenannya dapat membunuh jamur penyebab keputihan.
Komponen yang terakhir adalah tempe. Tempe berpotensi digunakan melawan radikal bebas sehingga dapat menghambat proses penuaan dan mencegah terjadinya penyakit degeneratif (aterosklerosis, jantung koroner, diabetes melitus, kanker, dan lainsebagainya). Tempe juga mengandung zat antibakteri penyebab diare, penurun kolesterol darah, pencegah penyakit jantung, hipertensi, dan lain sebagainya. Sepotong tempe goreng (50 gram) sudah cukup meningkatkan mutu gizi 200 gram nasi.

Anggota DPRD Jadi Tersangka Kasus Demo Anarkis di Medan

JAKARTA SURYA Online - Polisi telah menetapkan enam tersangka kasus unjuk rasa anarkis yang menewaskan Ketua DPRD Sumatera Utara, Abdul Aziz Angkat, Selasa (3/2/009) kemarin. Keenam tersangka itu salah satunya anggota DPRD Candra Panggabean.
Tersangka bakal dijerat dengan pasal 170 atau 160 KUHP tindakan anarkis dan pengroyokan. Tersangka juga kemungkinan akan dikenakan pasal penganiayaan bila di kumudian hari ditemukan adanya tindak kekerasan yang menyebabkan Abdul Aziz Angkat meninggal.
“Dari 13 orang yang kami amankan, enam orang telah kami tetapkan sebagai tersangka. Inisialnya CP, VS, DS, BR, JS, dan PS. Untuk sementara mereka dijerat dengan pasal 170 atau 160,” ungkap Kabareskrim Mabes Polri Komjen Susno Duaji dalam keterangan pers di Mabes Polri, Rabu (4/2).
Menurut Susno, tidak tertutup kemungkinan jumlah tersangka akan bertambah. Saat ini polisi masih mencari sejumlah orang yang terekam dalam handycam polisi. ‘’Sudah diperiksa beberapa saksi. Ada beberapa orang yang masih dicari. Tidak menutup kemungkinan jumlah tersangka bertambah,’’ katanya.
Keenam orang yang telah ditetapkan sebagai tersangka ini merupakan penanggung jawab aksi. Mereka sudah diamankan dan diperiksa sejak aksi unjuk rasa damai menuntut pemekaran wilayah untuk membentuk provinsi baru Tapanuli itu berubah jadi anarkis. Kemudian disusul tewasnya Ketua DPRD Sumatera Utara setelah diseret ke tengah-tengah aksi ujuk rasa.
Kapolri Jendral Bambang Hendarso Danuri (BHD) menyesalkan unjuk rasa anarkis di Medan. Dirinya juga menyatakan bela sungkawa kepada keluarga Abdul Aziz Angkat (51), yang meninggal di tengah-tengah massa aksi menuntut pemekaran wilayah itu. Berdasarkan visum RS Gleneagles Medan, Abdul meninggal karena riwayat sakit jantung yang dideritanya.
Kapolri berjanji, selain mengusut para tersangka, pihaknya juga akan menindak anggotanya bila memang melakukan kesalahan dalam pengamanann sehimgga insiden itu terjadi. Mabes Polri telah menurunkan tim yang dipimpin Inspektur Pengawasan Umum (Irwasum) Komjen Jusuf Manggabarani ke Medan untuk menyelidiki apakah ada kesalahan prosedur dalam pengamanan unjuk rasa yang dilakukan Polwiltabes Medan.
‘’Irwasum Polri turun mengecek kemungkinan yang akan dihadapai satuan yang bertugas. Bagaimana prosedur pengamanannya, Seberapa jauh tingkat responsif Kapolwiltabes (Medan),’’ jelas Kapolri. persda network/ugi/coi

Einstein Tak Menemukan Tuhan


Albert Einstein adalah salah satu sosok pemikir yang sangat dikagumi sekaligus sangat dibenci di pengujung abad 20 dan bahkan hingga kini. Kenapa demikian? Karena selain penemuan-penemuan spektakulernya di bidang sains dan teknonogi yang sulit ditandingi oleh para ilmuan pada masanya, Einstein kerap melancarkan kritik pedas pada gereja dan doktrin-doktrinnya yang dianggap tidak rasional. Menurut Einstein, gereja telah melakukan ''pembodohan massal'' dengan konsep ketuhanan yang tidak masuk akal.Kritik yang disampaikan Einstein tersebut sebenarnya berangkat dari kegelisahannya ihwal eksistensi Tuhan yang tak kunjung ditemukan. Ia tidak puas dengan sosok Tuhan yang dipersonalkan atau digambarkan mirip manusia (antropomorfisme) dalam Kitab Injil. Selain itu, ia juga mengkritik filsafat ketuhanan yang dikembangkan oleh gereja yang terkenal dengan istilah Trinitas: Tuhan Bapak, Tuhan Anak, dan Roh Kudus. Sampai akhir hayatnya, Einstein belum menemukan jawaban yang rasional terkait dengan filsafat ketuhanan tersebut. Dalam logika Einstein yang mendasarkan pikirannya pada fisika dan matematika, Tuhan yang dipersonalkan jelas tidak masuk akal. Karena itu, dengan tegas ia menolak: ''Tentang Tuhan saya tidak dapat menerima suatu konsep apa pun yang berdasarkan otoritas gereja. Sepanjang yang saya ingat, saya membenci indoktrinasi massal. Saya tidak mengimani karena takut akan kehidupan, takut akan kematian, maupun iman yang buta...'' (hal. 153).Pernyataan Einstein tersebut tak pelak membuat panas telinga para pemuka agama Nasrani. Ia dianggap mengingkari Al-Kitab yang seharusnya diimani tanpa harus diperdebatkan lagi. Einstein memang cukup berani membongkar sekian ayat yang terdapat dalam kitab Injil yang tidak sesuai dengan nalar logikanya. Ia sama sekali tidak mengimani Injil sebagai sabda Tuhan karena sepanjang penelitiannya terdapat pertentangan antara Injil yang satu dengan lainnya. Dalam Injil Yohanes, misalnya, Eisntein melihat ada pertentangan ayat yang sangat mendasar dengan Injil Barnabas (The Gospel of Barnabas) yang naskah aslinya ditemukan di The Emperial Library Wina, Austria. Atas dasar inilah Einstein semakin tidak yakin akan kebenaran Injil. Apalagi fakta sejarah menunjukkan bahwa ketika Paus St. Glasius I bertahta pada 492-496, Vatikan secara resmi melarang Injil Barnabas beredar dan dibaca oleh umat Kristiani. Einstein menilai keputusan tersebut sangat paradoks dan sulit diterima oleh akal sehat. Sehingga dengan lantang ia menuduh Paus telah melakukan campur tangan dalam penulisan Injil. Kritik pedas inilah yang membuat vatikan kegerahan. Einstein dianggap terlalu berlebihan dan mengada-ada. Pihak gereja kemudian bergerak lebih cepat untuk menyikapi apa yang telah dikemukakan pemikir yang berpengaruh itu agar tidak mereduksi keimanan umat Kristiani di seluruh dunia. Seorang pemuka Nasrani yang berasal dari Lutheran Church of Our Savior, yakni pendeta Carl F. Weldman menanggapi dengan keras pendapat Einstein yang menolak Tuhan dipersonalkan: ''Tidak ada Tuhan selain Tuhan personal! Einstein tidak mengetahui apa yang sedang diucapkannya. Dia salah total!'' (hal. 165). Dalam pandangan Carl F. Weldman, pernyataan Einstein bukanlah termasuk bagian dari pencarian hakiki akan eksistensiNya. Akan tetapi hanyalah sebentuk provokasi yang tidak didasari oleh iman yang kuat. Sri Paus Yohanes Paulus II yang bertahta di Vatikan juga ikut menyerang Einstein: ''Menginginkan bukti-bukti ilmiah tentang Tuhan sama dengan merendahkan Tuhan ke derajad wujud-wujud dunia kita dan karenanya kita akan keliru secara metodologis berkenaan dengan apa itu Tuhan. Sains harus mengakui batas-batasnya serta ketidakmampuannya untuk mencapai eksistensi Tuhan, ia tidak bisa mengukuhkan ataupun mengingkari eksistensiNya...'' (hal.169). Semua umat Kristiani yang menerima filsafat ketuhanan dengan modal iman jelas menganggap Einstein sebagai pengingkar (kafir). Ilmuan peraih nobel yang pada akhir hayatnya kedua bola matanya dijugil untuk diawetkan itu dituduh atheis karena logika berpikirnya tidak sejalan dengan Al-Kitab. Tuduhan yang sama sebenarnya juga dilancarkan oleh para pemuka agama Yahudi yang menganggap Einstein anti-Tuhan karena telah berani menolak untuk menjalani bar mitzvah, yaitu upacara untuk menjadi komunitas orang Yahudi. Sebagaimana diulas oleh Wisnu Arya Wardhana dalam buku ini, sejak kecil Einstein memang hidup dengan ''dua agama'': Yahudi dan Katholik. Jika pada pagi hari ia belajar agama Katholik di Katholik Petersschule, sedangkan sorenya ia menerima pelajaran agama Yahudi dari Alexander Moszkowski, guru privat yang sengaja didatangkan oleh orang tuanya (hal.45). Dengan demikian, Einstein sudah mempelajari dengan cukup cermat isi Kitab Talmud (Taurat) dan isi Al-Kitab (Injil) sejak ia masih kecil, yakni saat masih berumur tujuh tahun. Walaupun pada saat itu ia belum berani melakukan koreksi terkait beberapa ayat yang tidak sesuai dengan jalan pikirannya. Hidup dengan dua agama bukanlah sesuatu yang aneh bagi Einstein. Ia belajar agama Yahudi karena termasuk agama leluhurnya, sedangkan pelajaran Katholik ia dalami tak lain karena pencariannya akan eksistensi Tuhan. Namun sepanjang yang dipelajari Einstein dari kedua Kitab Suci tersebut, yakni Taurat dan Injil, sosok Tuhan yang sesuai dengan jalan pikirannya tak juga ditemukan. (*) A. Yusrianto Elga, tim penulis Kronik Seabad Kebangkitan Indonesia: 1908-2008 Judul Buku : Einstein Membantah Taurat & Injil Penulis : Wisnu Arya WardhanaPenerbit : Pustaka Pelajar, JogjakartaCetakan : 1, 2008Tebal : xxxiv + 258 Halaman